SELAMAT DATANG DI BLOG MANAJEMEN PENDIDIKAN
SpongeBob SquarePants

Rabu, 06 Januari 2016

Konsep Dasar Pendidikan



KONSEP DASAR PENDIDIKAN

A. Definisi Pendidikan
            Bagi sebagian masyarakat awam, istilah pendidikan seseringnya diidentikkan dengan “sekolah” , “guru mengajar di kelas” , atau “satuan pendidikan formal” belaka. Secara akademik, istilah pendidikan berspektrum luas. Pendidikan adalah proses peradaban dan pemberadaban manusia. Pendidikan adalah aktvitasi semua potensi dasar manusia melalui interaksi antara manusia dewasa dengan yang belum dewasa. Pendidikan adalah proses kemanusiaan dan pemanusiaan sejati, dengan atau tanpa penyengajaan.
            Pendidikan adalah proses pemartabatan manusia menuju puncak optimasi potensi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dimilikinya. Pendidikan adalah proses membimbing, melatih dan memandu manusia terhindar atau keluar dari kebodohan dan pembodohan. Pendidikan adalah metamorphosis perilaku menuju kedewasaan sejati. Pendidikan juga dapat didefinisikan sebagai proses evaluasi yang dilakukan secara nondiskriminasi, dinamis, dan intensif menuju kedewasaan individu, dimana prosesnya dilakukan secara kontinyu dengan sifata yang adaptif dan nirlimit atau tiada akhir.
            Istilah pendidikan berasal dari bahasa latin “e-ducere” atau “educare” yang berarti “untuk memimpin atau memandu keluar”, “terkemuka”, “membawa manusia menjadi mengemuka”, “proses menjadi terkemuka” , atau “sebagian kegiatan terkemuka”. Secara leksikal, dalam Kamus Werbster kata pendidikan atau education diartikan sebagai : (1) tindakan atau proses mendidik atau menjadi terpelajar (the action or process of educating or of being educated); pengetahuan atau perkembangan yang diperoleh dari proses pendidikan (the knowledge and development resuting from an educational process) ; atau © bidang kajian yang berkaitan dengan metode mengajar dan belajar disekolah (the field of study that deals mainly with methods of teaching and learning In schools). Menurut John Dewey, pendidikan adalah suatu proses pembaruan pengalaman. Proses itu bisa terjadi didalam pergaulan biasa atau pergaulan orang deawasa dengan anak-anak, yang terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk menghasilkan kesinambungan sosial. Proses ini melibatkan pengendalian dan pengembangan bagi orang yang belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup.
            Horne mendefinisikan pendidikan sebagai proses penyesuaian yang berlangsung secara terus-menerus bagi perkembangan intelektual, emosional, dan fisik manusia. Frederick J. Mc Donald mendefinisikan pendidikan sebagai suatu proses atau kegiatan yang diarahkan untuk mengubah perilaku manusia (human behavior). Perilaku dimaksud berupa setiap tanggapan atau perbuatan seseorang. Rechey (1968) mengemukakan bahwa istilah pendidikan (education) berkaita dengan fungsi yang luas dari pemeliharaan dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat, terutama membawa generasi muda ke arah peran-peran baru bagi penunaian kewajiban dan tanggungjawabnya di masyarakat.
            Pendidikan merupakan aktivitas atau proses sosial yang esensial yang memungkinkan generasi muda hidup eksis dalam kompleksitas sosial, modernisasi ekonomi, serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Brubacher (1969) mendefinisikan pendidikan sebagai suatu proses pengembangan potensi dasar manusia yang berkaitan dengan moral, intelektual, dan jasmaninya untuk mencapai tujuan hidup dalam kerangka sistem sosial. Noor Syam (1981) mendefinisikan pendidikan sebagai aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu rohani (pikir, karsa, rasa, cipta, dan budi nurani) dan jasmani (pancaindera serta keterampilan-keterampilan).
            Menurut M.J. Langeveld, pendidikan adalah setiap pergaulan atau hubungan mendidik yang terjadi antara orang dewasa dengan ank-anak. Di dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), disebutkan bahwa, “ Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif  mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.
            Pendidikan pada intinya merupakan proses penyiapan subjek didik menuju manusia masa depan yang bertanggungjawab. Kata “bertanggungjawab” mengandung makna, bahwa subjek didik dipersiapkan untuk menjadi manusia yang berani berbuat dan berani pula bertanggungjawab atas perbuatannya. Definisi-definisi diatas menggiring kita pada beberapa kesimpulan. Pertama, Pendidikan adalah proses kemanusiaan dan pemanusiaan secara simultan. Kedua, Pendidikan adalah proses sosial yang dibangununtuk menggali dan mengembangkan potensi dasar manusia agar menjadi insan berperadaban. Ketiga, pendidikan adah proses interaksi manusiawi yang dilakukan oleh subjek dewasa untuk menumbuhkan kedewasaan pada subjek yang belum dewasa dengan menggunakan potensi yang ada dan sesuai. Keempat, aktivitas-aktivitas pendidikan mencakup produksi dan distribusi pengetahuan yang terjadi baik dalam skema kelembagaan maupun pada proses sosial pada umumnya.
            Bagi Don Berg (2010), dalam paham masyakat umum pendidikan hanyalah penyampaian pengetahuan, keterampilan, dan informasi dari guru kepada siswa. Menurutnya,  definisi ini tidak memadai untuk menggambarkan apa yang sebenarnya penting tentang keberadaan pendidikan dan menjadi berpendidikan. Menurut Berg, definisi yang tepat tentang pendidikan adalah proses menjadi orang yang berpendidikan. Menjadi orang yang berpendidikan berarti manusia menjalani proses pencerdasan dan pengembangan potensi secara kontinyu dan optimum.
            Manusia berpendidikan dapat melihat secara akurat, berpikir jernih dan bertindak secara efektif untuk mencapai tujuan dirinya sesuai dengan pilihan dan aspirasi. Pendidikan adalah proses kartografi kognitif, pemetaan pengalaman dan menemukan berbagai rute yang dapat diandalkan untuk mengoptimasi pemikiran dan potensi yang belum optimal. Karenanya, gagasan bahwa pendidikan hanya didefinisikan sebagai transmisi pengetahuan, keterampilan, dan informasi dari guru kepada siswa adalah sesat.

B. Metafora dan Makna Pendidikan
            Ada dua masalah dengan definisi pendidikan. Pertama, definisi pendidikan menggunakan metafora transmisi pengetahuan terlalu sering dianggap benar secara harfiah. Informasi, pengetahuan, keterampilan, dan sikap merupakan istilah-istilah yang sangat akrab dibidang pendidikan, bukan unit literal. Dalam pendidikan kita berhadapan dengan alam dan seluruh bidang dari kedua fenomena duniawi dan narasi unik manusia yang tidak selalu memiliki keberadaan fisik secara harfiah.
            Sebagian dari fenomena kependidikan bersifat kompleks yang sama sekali tidak bisa dimengerti oleh pikiran, tanpa menjelaskannya dengan metafora. Apa yang kita ketahui dan alami dari temuan-temuan yang berkaitan dengan dimensi kognitif dan neurosains (neuro science) banyak menggunakan metafora. Bahkan ilmu pengetahuan dan matematika pun menggunakan metafora untuk mengembangkan ide-ide tentang fenomena yang kompleks sulit dimengerti dan sebaliknya.
            Sebagian lagi menggunakan analogi. Metafora dan analogi itu berbeda. Metafora menggambarkan atau menjelaskan sesuatu dengan sosok yang lain, sedangkan analogi menjelaskan sesuatu dengan menggunakan prinsip kesamaan. Kekuatan sebuah sistem, misalnya dapat dimetaforkan dengan kumpulan lidi yang diikat kuat, sehingga berwujud sebuah sapu. Ketika ikatan lidi itu putus atau dilepas maka masing-masing lidi  nyaris tidak memiliki kekuatan apapun. Inilah contoh metafora. Analogi menggambarkan persamaan atau persesuaian dua benda atau fenomena yang berlainan, namun memiliki kecocokan. Analogi juga berupa kias. Di bidang linguistic, analogi merupakan kesepadanan anatara bentuk-bentuk bahasa yang menjadi dasar terjadinya bentuk-bentuk lain. Di bidang sastra, analogi bermakna kesamaan sebagian cirri antara dua benda atau hal yang dapat dipakai sebagai dasar komparasi. Di bidang pembelajaran, analogi erat kaitannya dengan transfer pembelajaran.
            Kedua, definisi pendidikan member gambaran mengenai apa yang paling penting tentang “proses menjadi” dan hasilnya berupa orang yang “berpendidikan”. Setiap kali guru atau orang dewasa  mendorong anak-anak untuk benar-benar mempelajari apa yang diajarkannya merupakan bagian dari proses menjadikannya orang yang “berpendidikan” itu. Orang-orang yang berpendidikan memiliki kuantitasdan kualitas informasi yang lebih besar dibandingkan dengan yang lainnya, terlepas dari apakah mereka memiliki bukti tradisional dari kegiatan belajarnya, seperti diploma, gelar akademik, sertifikat keterampilan, dan lain-lain.
            Pendidikan adalah agen peradaban dan pemberadaban manusia. Tetapi, pendidikan formal selalu mengalami tekanan dan nyaris selalu tertinggal dengan kemajuan peradaban, kebodohan merupakan cikal bakal utama bencana kemanusiaan. Cikal bakal kebodohan adalah kemalasan dalam belajar dan ketidaktahuan akan makna sejati pendidikan. Pendidikan berawal dari perilaku dan tindakan pertama, namun tiada kata akhir untuk menjadi berpendidikan dan menggapai keterpelajaran.

C. Tujuan Pendidikan
            Pendidikan yang dilaksanakan tanpa tujuan akah berakhir dengan kegagalan. Secara normative tujuan pendidikan di Indonesia diamanatkan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. Di dalam UU ini disebutkan bahwa pendidikan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
            Secara akademik, pendidikan memiliki beberapa tujuan. Pertama, mengoptimasi potensi kognitif, afektif, dan psikomotor yang dimiliki oleh siswa. Kedua, mewariskan nilai-nilai budaya dari generasi ke generasi untuk menghindari sebisa mungkin anak-anak tercabut dari akar budaya dan kehidupan berbangsa dan bernegara. Ketiga, mengembangkan daya adaptabilitas siswa untuk menghadapi situasi masa depan yang terus berubah, baik intensitas maupun persyaratan yang diperlukan sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
            Keempat, meningkatkan dan mengembangkan tanngung jawab moral siswa, berupa kemampuan untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah, dengan spirit atau keyakinan untuk memilih dan menegakkannya. Kelima, mendorong dan membantu siswa mengembangkan sikap bertanggungjawab terhadap kehidupan pribadi dan sosialnya, serta memberikan kontribusi dalam aneka bentuk secara seluasnya kepada masyarakat. Keenam, mendorong dan membantu siswa memahami hubungan yang seimbang antara hukum dan kebebasan pribadi dan sosial.
            Ketujuh, mendorong dan mengembangkan rasa harga diri, kemandirian hidup, kejujuran dalam bekerja, dan integritas. Kedelapan, mendorong dan mengembangkan kemampuan siswa untuk melanjutkan studi, termasuk merangsang minat gemar belajar demi pengembangan pribadi. Kesembilan, mendorong dan mengembangkan dimensi fisik, mental dan disiplin bagi siswa untuk menghadapi dinamika kerja yang sebagian menuntut persyaratan fisik dan ketepatan waktu. Kesepuluh, mengembangkan proses berfikir secara teratur pada diri siswa. Kesebelas, mengembangkan kapasitas diri sebagai makhluk Tuhan yang akan menjadi pengemban amanah dimuka bumi ini.
            Tujuan pendidikan ummnya bersifat universal. Baik tujuan pendidikan umum maupun tujuan pendidikan kejuruan, biasanya mengikuti alur tujuan  pendidikan pada umumnya. Hanya titik tekannya yang berbeda. Dalam http://www.uww.edu/ di rumuskan bahwa tujuan pendidikan umum adalah meningkatkan kemampuan siswa untuk :
1.      Berpikir kritis dan analitis dalam mengintegrasikan dan mensistensis pengetahuan, dan menarik kesimpulan dari materi yang kompleks.
2.      Membuat pertimbangan etis dan penilaian berdasarkan pada pengembangan sistem nilai pribadi, pemahaman atas warisan budaya bersama, dan pengetahuan tentang kesuksesan atau kegagalan masa lalu, serta konsekuensi dari peran individu dan pilihan masyarakat.
3.      Memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa dan lintas budaya negara, serta hidup bertanggungjawab dalam dunia yang saling tergantung.
4.      Mendapatkan dasar ilmu pengetahuan umum dan kapasitas memperluas basis kehidupan.
5.      Berkomunikasi efektif secara tertulis, lisan, dan bentuk simbolik lainnya
6.      Memahami fenomena alam dan dunia fisik serta proses konsep ilmiah yang dikembangkan dan dimodifikasi.
7.      Mengapresiasi seni dan karya budaya
8.      Mengembangkan keterampilan kuantitatif yang diperlukan dalam perhitungan matematis, analisis, dan pemecahan masalah,.
9.      Memahami prinsip-prinsip penting untuk kesejahteraan mental dan fisik secara terus-menerus.

D. Fungsi Pendidikan
            Pendidikan membawa misi mulia sebagai proses kemanusiaan dan pemanusiaan, baik alami maupun buatan. Di Indonesia, pendidikan nasional dikonsepsikan sebagai berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini secara nyata tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas dan produk hukum lainnya.
            Di dalam literature akademik, kajian mengenai fungsi pendidikan memunculkan pertanyaan yang banyak dan mendalam. Jiddu Krishnamurti (1895-1986), misalnya membuat sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan upaya menelaah fungsi pendidikan. Perhatikan pertanyaan-pertanyaan berikut ini. Mengapa siswa pergi ke sekolah, belajar berbagai mata pelajaran, berusaha lulus ujian dan bersaing satu sama lain untuk mencapai nilai yang lebih baik? Apakah ini yang disebut pendidikan? Mengapa siswa beajar keras selama pendidikan di sekolah? Apakah itu hanya untuk lulus ujian dan mendapatkan pekerjaan untuk hidup? Apakah fungsi pendidikan untuk mempersiapkan siswa sementara mereka masih terlalu muda untuk memahami keseluruhan proses ? Apakah memiliki pekerjaan dan memperoleh penghasilan dari pekerjaan itu merupakan produk pendidikan ? Apakah siswa di didik hanya untuk itu ?
            Hidup tidak identik dengan pekerjaan. Hidup adalah sesuatu yang luar biasa luas dan mendalam. Hidup adalah misteri besar, sebuah wilayah luas dimana kita berfungsi sebagai manusia. Jika kita hanya mempersiapkan diri untuk memperoleh penghasilan, kita akan kehilangan titik pada keseluruhan alur kehidupan. Bagi siswa, memahami hidup mestinya jauh lebih penting daripada hanya sekedar mempersiapkan diri untuk ujian dan menjadi sangat mahir dalam matematika, fisika, atau mata pelajaran lainnya.
            Tentunya pendidikan tidak memiliki makna kecuali ini membantu siswa untuk memahami kehiduoan yang luas dengan segala seluk-beluknya, keindahan yang luar biasa, serta mengalami penderitaan dan kegembiraan yang silih berganti. Pendidikan berfungsi mengoptimasi kapasitas atau potensi dasar siswa. Siswa pun harus di dorong untuk berpikir bebas, tanpa rasa takut, tanpa melalui dijejali rumus-rumus sehingga ia mampu menemukan sendiri apa yang nyata dan apa yang benar. Jika takut. Siswa tidak akan pernah menjadi cerdas. Siswa harus sampai pada keyakinan bahwa sejak usia muda sangat penting untuk hidup dalam lingkungan dimana tidak ada rasa takut yang berlebihan. Ketika sudah beranjak tua pun, dia tidak menjadi serba takut : takut hidup, takut kehilangan pekerjaan, takut tradisi, takut kepada tetangga, takut mati, dan lain-lain.
            Merujuk pada uraian diatas, fungsi pendidikan sesungguhnya adalah membangun manusia yang beriman, cerdas, kompetitif, dan bermartabat. Beriman mengandung makna bahwa manusia mengakui adanya eksistensi Tuhan dan mengikuti ajaran serta menjauhi larangannya. Kecerdasan spiritual yang dimiliki siswa tercermin dari keimanan, ketakwaan, akhlak mulia, budi pekerti luhur, alturis (semangat membantu orang lain secara cuma-cuma), motivasi tinggi,optimis, dan kepribadian unggul. Kecerdasan emosional dan spiritual tercermin dari sesitifitas dan apresiasi akan kehalusan dan keindahan seni budaya ; beraktualisasi diri melalui interaksi social yang : membina dan memupuk hubungan timbal balik, demokratis, empatik, simpatik, menjunjung tinggi HAM, ceria dan percaya diri, menghargai kebhinekaan, berwawasan kebangsaan, serta kesadaran akan hak dan kewajiban. Kecerdasan intelektual tercermin dari kompetensi dan kemandirian dalam bidang IPTEKS, serta insane intelektual yang kritis, kreatif, dan imajinatif. Cerdas secara kinestik berkaitan dengan sosok pribadi sebagai insane yang sehat, bugar, berdaya tahan, sigap, terampil, dan trengginas atau cekatan, serta insan adiraga.
            Kemampuan berkompetisi tercermin dari kepribadian unggul dan gandrung keunggulan, bersemangat juang tinggi, mandiri dan pantang menyerah, membangun dan Pembina jejaring, bersahabat dengan perubahan, inovatif dan menjadi agen perubahan, produktif dan sadar mutu, berorientasi global dan pembelajar sepanjang hayat. Bermartabat mengandung makna memiliki harga diri, jati diri dan integritas sebagai bangsa.
            Untuk mencapai tujuan dan fungsi diatas, pendidikan nasional kita harus dilaksanakan dengan prinsip-prinsip tertentu, yaitu : (1) demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai cultural agama dan kemajemukan bangsa, (2) sebagai satu kesatuan sistemik dengan system terbuka dan multimakna,(3) sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat, (4) member keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreatifitas peserta didik dalam proses pembelajaran, (5) mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi sejegenap warga masyarakat, dan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan. Hal ini penting untuk mewujudkan kinerja pendidikan yang sesungguhnya, yaitu mengoptimasi peserta didik agar tumbuh dan berkembang menjadi manusia seutuhnya.

Daftar Pustaka
Danim Sudarwan. (2010). Pengantar Kependidikan. Bandung :Alfabeta




1 komentar:

  1. Can you make money with my tips? - Work-to-Earn
    What does Make Money Make? I've had no trouble finding some of the best tips งานออนไลน์ out there, and to help those interested in winning big. It is a great

    BalasHapus